Kamis, 31 Maret 2016

Perusahaan Gas Negara Dukung Proyek listrik 35.000 MW, Dirikan FSRU di Lampung

Menunjang proyek listrik 30.000 MW, Perusahan Gas Negara (PGN) mendirikan FSRU di Lampung, (FRU Lampung). FSRU Floating Storage and Regasification Unit adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). Sedangkan LNG Liquefied Natural Gas itu sendiri gas alam berbentuk cair.

     Dirikannya FSRU Lampung untuk mendukung kehandalan pasokan gas bumi di wilayah Barat dan wilayah Tengah Indonesia. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan eksisting seperti industri, komersial, UKM dan rumah tangga, keberadaan FSRU juga untuk mendukung sektor kelistrikan.

    Proyek listrik 35.000 MW yang digagas Presiden Joko Widodo, mendapat dukungan sangat besar dari FSRU Lampung. Adanya proyek listrik 35.000 MW, sekitar 13.432 MW pembangkit listriknya akan menggunakan bahan bakar gas. Total gas yang diperlukan sekitar 1.009 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). 

  FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung. Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia bagian Barat saat ini cenderung menurun. Keberadaan FSRU Lampung ini sangat mendukung pemanfaatan sumber gas di luar wilayah Indonesia bagian Barat untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan gas bagi Sumatera Bagian Selatan dan Jawa Bagian Barat.
       


Sumber:
http://ekonomi.rimanews.com/bisnis/read/20160329/270673/Tunjang-Mega-Proyek-Listrik-35-Ribu-MW-PGN-Dirikan-FSRU-di-Lampung- 

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel  Si-Nergi

Mulai April 2016 Hingga Akhir Tahun, FSRU Lampung Menyalurkan 1,1 Meter Kubik LGN

          Fasilitas FSRU Lampung, yang dikelola Perusahaan Gas Negara LNG Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Pada April tahun ini akan menerima kargo gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Penerimaan kargo gas untuk membantu memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan PGN di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan.

         FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) Lampung selain menyalurkan, dapat pula menerima 8 kargo atau setara 1,1 juta meter kubik LNG. Delapan kargo LNG tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh Papua dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun.

         FSRU adalah fasilitas terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG sebesar 170.0000 meter kubik dan kemampuan regasifikasi 240 juta kaki kubik per hari (mmscfd). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

       Sebelum disalurkan, LNG tersebut melalui proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair menjadi gas). Dari FSRU Lampung, gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju ke stasiun penerima di Labuhan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ). Keberadaan FSRU Lampung ini akan mendukung pemanfaatan sumber gas di luar wilayah Indonesia bagian Barat. 


Sumber: 


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Rabu, 30 Maret 2016

Proyek Listrik 35.000 MW Didukung FSRU Lampung

    Mendukung kehandalan pasokan gas bumi di wilayah Barat dan wilayah Tengah Indonesia, Perusahaan Gas Negara (PGN) menyiapkan infrastruktur gas bumi yakni fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung. Selain untuk memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan eksisting seperti industri, komersial, UKM dan rumah tangga, keberadaan FSRU Lampung juga untuk mendukung sektor kelistrikan. Dikarenakan, untuk mengembangkan proyek litrik membutuhkan gas yang sangat besar, maka FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik.

    FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik 35.000 megawatt (MW) yang digagas Presiden Joko Widodo. Karena FSRU berperan sebagai terminal penerima LNG, gas bumi cair, dan memiliki fasilitas regasifikasi atau mengubah gas bumi cair ke dalam bentuk cair ke gas.

"FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik 35 ribu yang digagas Presiden Joko Widodo, utamanya yang berada di Jawa bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan," kata Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Heri Yusuf. 

     Seperti diketahui, FSRU Lampung adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.



Sumber: 


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

PGN, FSRU Lampung Dukung Proyek Listrik 35.000 MW

       Perusahaan Gas Negara mempermudah penyaluran gas bagi pelanggannya. Selain mempermudah penyaluran, PGN mendukung keandalan pasokan gas bumi di wilayah Barat dan Tengah Indonesia. Maka, PGN (Perusahaan Gas Negara) FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) lampung siap mendukung proyek listrik 35.000 MW. 

      Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup  mengatakan, "FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik 35.000 megawatt (MW) yang digagas Presiden Joko Widodo, utamanya yang berada di Jawa bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan,"ungkapnya.

       FSRU Lampung adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung berperan sebagai terminal penerima LNG (gas bumi cair) dan memiliki fasilitas regasifikasi (mengubah gas bumi cair ke dalam bentuk cair ke gas). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung. 

   Proyek listrik 35.000 yang akan dibagun sekitar 13.432 MW, pembangkitlistriknya akan menggunakan bahan bakar gas. Bahan bakar gas yang digunakan sekitar 1.009 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang akan dibagun beberapa diantaranya adalah, PLTGU Jawa 1 1.600 MW, PLTGU Jawa-Bali 3 Peaker 500 MW, PLTGU Muara Karang (peaker) 500 MW, PLTGU Jawa 2 (Tanjung Priok) 800 MW, PLTMG Belitung V 30 MW, PLTMG Bangka Peaker 100 MW, dan PLTMG Tanjung Pinang II 30 MW. FSRU Lampung, tahun ini akan menyalurkan1,1 juta meter kubik LNG yang berasal dari Kilang LNG Tangguh Papua, dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun.




Sumber: 
      
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

FSRU Lampung Salurkan LNG, Heri Yusup: Awal April hingga akhir tahun, FSRU Lampung menerima dan menyalurkan 8 kargo LNG

      FSRU Lampung sebagai tempat yang akan menyalurkan serta menerima LNG. Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) adalah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). Sedangkan, Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam cair yang dipakai sebagai bahan bakar, atau sebagai bahan dasar dalam industri pupuk urea.

      Mulai bulan April, FSRU Lampung menyalurkan 1,1 juta meter kubik LGN. Heri Yusup, sebagai Sekretaris Perusahaan PGN mengungkapkan, "Dari awal April hingga akhir tahun, FSRU Lampung menerima dan menyalurkan 8 kargo atau setara 1,1 juta meter kubik (m3) LNG,”ungkapnya.

"Delapan kargo LNG tersebut berasal dari kilang LNG Tangguh Papua dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun," ujarnya.

      Kapasitas Penampung LGN yang dimiliki FSRU Lampung sebesar 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

      Pendistribusian gas ke pelanggan PGN (Perusahaan Gas Negara) yang berada di Sumatera Selatan, dan Jawa Barat dengan cara gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju stasiun penerima di Labuhan Maringgai. Labuhan yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ), sehingga dengan mudah gas dapat disalurkan. Adanya FSRU Lampung sangat membantu konsumen mempermudah mendapatkan gas untuk kebutuhan sehari-hari. Upaya menyalurkan 8 kargo LNG dapat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional terutama untuk Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah.


Sumber: http://ekbis.sindonews.com/read/1095454/34/fsru-lampung-salurkan-1-1-juta-m3-kargo-lng-tahun-ini-1458802903


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel  Si-Nergi

Selasa, 22 Maret 2016

Pencemaran Air di Indonesia, dan Cara Penanggulangannya

       Air merupakan pokok keberlangsungan hidup makhluk hidup. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi tiga perempat permukaan bumi. Hanya saja sebagian besar merupakan air laut. Bumi terdiri dari 70% air. Air dapat dijadikan energi alternatif. Walaupun air berlimpah, tapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat sumur mulai berubah warna atau berbau. Air saat ini sudah menjadi barang langka didapat. 

       Air bersih terkadang sulit kita jumpai, terutama di wilayah terpencil Indonesia. Walau begitu tidak jarang pula di perkotaan sulit mendapatkan air bersih dikarenakan banyaknya limbah industri, dan rumah tangga yang merncemari air. Limbah industri dengan kimia berbahaya telah jauh dari kendali keamananan. Industri sering kali membuang bahan kimia berbahaya dari sisa manufaktur proses produksi, dengan tidak bertanggung jawab atas produk yg sedang mereka gunakan bahan kimia berbahaya langsung dibuang sebagai limbah tanpa ada pengelolaan. Banyak bahan kimia yang digunakan pada saat barang yang diproduksi memiliki sifat berbahaya intrinsik. Mereka menggunakan dengan sengaja atau tidak sengaja, tetapi kebanyakan bahan kimia tersebut tidak berasal dari bahan alami. 

        Air sebagai energi alternatif, dapat mengubah air limbah menjadi air bersih. Salah satu alternatif mengubah air limbah menjadi air bersih yang murah dan aman bagi lingkungan dengan mengolah limbah domestik, memanfaatkan media yang terdalam di alam, seperti batu, tumbuhan, dan tanah. Arang, batubara dan batu apung, tumbuhan Eceng Gondok, Duckweed, dan purun tikus dapat dijadikan media untuk mengubah air limbah menjadi air bersih. Beberapa cara penangulangan air limbah, yaitu air limbah sebelum dibuang harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan, melarang pembuangan sampah ke selokan, sungai, dan laut, dan mengurangi penggunaan pestisida untuk membasmi hama tanaman. 

       Pemanfaatan air limbah menjadi air bersih itu dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan perairan. Saluran air hujan atau drainase dan lingkungan sekitar menjadi lebih bersih karena semua air limbah disalurkan melalui saluran tertutup. Kepekaan masyarakat Indonesia akan pentingnya pengolaan air limbah sangat dibutuhkan, agar persediaan air bersih di masa depan tidak kekurangan.



Sumber:





Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Potensi Energi Air di Indonesia, Djoko Kirmanto: Indonesia, Potensi Listrik Tenaga Air Nomor Lima di Dunia

        Air memiliki peran yang sangat penting di dunia. Sebagai pokok utama dalam kehidupan makhluk hidup. Air juga dapat menjadi sebuah energi alternatif, sebagai pembangkit listrik tenaga air. Penggunaan air sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari baik manusia, maupun mahkluk hidup lainnya. Tanpa air mahluk hidup akan mati. Air salah satu sumber alam Indonesia yang melimpah ruah. Memiliki potensi energi alternatif yang sangat besar. Dikarenakan wilayah Indonesia yang sebagian besar dikelilingi perairan atau lautan.
   
      Penggunaan air sebagai energi alternatif, menjadikan Indonesia peringkat ke lima di dunia. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, Indonesia memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air yang luar biasa. "Indonesia itu potensinya nomor lima di dunia," katanya seusai penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Korea Midland Power Co Ltd dalam proyek hydropower di Muaro Juloi, Kalimantan Tengah. Djoko mengatakan, saat ini Indonesia masih mengalami kebanjiran pada musim hujan dan kekeringan pada musim kering. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan manajemen air. Untuk ketahanan pangan, Kementerian sudah membangun jaringan irigasi untuk mengaliri sawah. Selain itu, menurut dia, Kementerian ikut mendukung ketahanan energi, salah satunya melalui kerja sama dengan Korea itu.
   
        Banyak sungai di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Akan tetapi, tidak mudah merealisasikannya hanya dengan bantuan pemerintah, karena membutuhkan biaya yang sangat mahal. Maka, Kementerian Pekerjaan Umum (KPU) menyatakan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memanfaatkan sungai yang ada di Indonesia. KPU pun mengizinkan kepada pihak swasta yang berkeinginan untuk mengolah air sungai menjadi pembangkit listri tenaga air. Dukung pemerintah dalam memanfaatkan air sebagai energi alternatif, pembangkit listrik tenaga air.

Sumber: 

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Yuk, Intip 10 Cara Bijak Menghemat Air

           Energi alternatif dimuka bumi yang paling banyak yaitu, air. Air Merupakan sumber kehidupan seluruh mahluk hidup, dan menjadi kebutuhan pokok. Air, senyawa paling berpengaruh dalam setiap aktivitas di luar atau dalam tubuh manusia. Sering kali air digunakan manusia untuk kegiatan sehari-hari, seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus), menyiram tanaman, minum, dan kebutuhan yang lainnya. Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, air juga dapat dijadikan energi alternatif yang sangat memadai di Indonesia. Tanpa adanya air dunia tak berarti apa-apa.

           Sebagian wilayah di Indonesia adalah perariran. Walaupun begitu, kelangkaan air bersih sering terjadi di beberapa wilayah, terutama ketika musim kemarau tiba. Air bersih sangat sulit didapatkan, ketika kemarau melanda. Hal itu seharusnya membuat kita tersadar akan pentingnya penggunaan air secara baik. Sebagai mahluk hidup yang peduli dengan sesama, hematlah pemakaian air. Gunakan air sesuai kebutuhan kita. Ada beberapa cara bijak menghemat air.

Ini dia, 10 cara bijak menghemat air:
Pertama, mandi dengan shower, daripada menggunakan gayung dan bathtub
Mandi dengan gayung bisa menghabiskan sekitar 15 liter air sementara dengan bathtub paling tidak 100-300 liter air habis digunakan.

Kedua, matikan kran setelah mencuci tangan, gosok gigi, bahkan ber-wudhu
Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), AS, hal ini sanggup menghemat 11 liter air per hari.

Ketiga, Cuci peralatan makan dan pakaian dengan air tampungan
Untuk membilas alat makan, gunakan air mengalir agar kotoran terbuang. “Pakai shower untuk menghemat,” kata Nasrullah. Tiap mencuci, kumpulkan alat makan dan pakaian kotor, lantas cuci sekaligus. Penuhi kapasitas maksimal jika memakai mesin.

Keempat, Tampung air bekas cucian tanpa deterjen untuk menyiram tanaman atau kloset.
Menurut MWDSC, kegiatan ini bisa menghemat 750-1.150 liter air sebulannya.

Kelima, Kurangi konsumsi barang yang “menyedot” air
Misalnya, kertas, daging, dan nasih putih. Tahukah kita bahwa produksi selembar kertas ukuran A4 seberat 80 gram membutuhkan 10 liter air? Produksi 1 kg daging sapi menghabiskan 15.500 liter air, sedangkan 1 kg beras putih membutuhkan 3.400 liter air. Belum lagi air yang digunakan untuk memasak daging dan beras.

Keenam, Gunakan ulang alat makan dan pakaian jika belum terlalu kotor
Kalau kita sering berganti gelas, kita mengkonsumsi air lebih banyak untuk mencucinya. Itu juga berlaku untuk pakaian yang belum kotor karena keringat atau noda.

Ketujuh, pakai sedikit deterjen untuk mencuci
“Membilas deterjen butuh lebih banyak air,” jelas staf divisi program AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan), Dyota Condrorini. Gunakan sabun bio-degradable dari bahan organik sehingga air bekasnya dapat dipakai ulang setelah disaring dengan sumur resapan.

Kedelapan, Siram tanaman di pagi hari
Jika menyiram saat siang, matahari akan membuat air menguap sebelum diserap. Usahakan menanam di musim hujan saja karena pada awal perkembangannya, tumbuhan membutuhkan lebih banyak air.

Kesembilan, Kurangi frekuensi memotong rumput
Kita bisa menghemat 1.900-5.700 liter per bulan, menurut MWDSC. Rumput yang lebih pendek butuh lebih banyak air.

Kesepuluh, Perbanyak bidang resapan di halaman
Metode ini disebut biopori. Tujuannya, air meresap ke dalam tanah daripada mengalir di permukaan. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. Buat lubang lain dengan jarak 50-100 cm dari yang pertama.

          Berdasarkan Survei Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2006 melaporkan setiap hari orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata 144 liter. Separuh dari konsumsi air tersebut adalah untuk mandi. Hemat air untuk rasa peduli kita terhadap seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Realisasikan hemat air mulai dari sekarang. Jangan ada lagi wilayah-wilayah Indonesia yang kekurangan air. Hemat air untuk masa depan anak-cucu kita. Mari, kita mulai menghemat pemakaian air.


Sumber:
https://www.facebook.com/notes/tupperware-shecan/10-tips-cara-menghemat-air-memperingati-hari-air-sedunia/563563467009030/

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Kamis, 10 Maret 2016

Inilah Dia, "Kinerja dan Kekayaan Direktur Utama PGN, Hendi Prio Susanto"

        Hendi Prio Susanto, yang kini menjadi Direktur Utama PGN (Perusahan Gas Negara) memang belum dikenal di masyarakat umum. Akan tetapi sosoknya yang kuat, memiliki segudang prestasi, Kekayaan yang mendukung dan kinerja yang baik menjadikannya terkenal di kalangan pemerintahan. Ayo, kita simak kinerja, dan kekayaan Hendi Prio Santoso.

        Direktur Utama PGN, Hendi Prio Susanto membantu meningkatkan pendapatan serta laba bersih. Pada tahun 2008, PGN mengubah pencatatan laporan keuangannya dari rupiah menjadi dolar AS. Hal tersebut tidak terlepas dari terus bertumbuhnya bisnis PGN di sektor distribusi dan juga transmisi pipa gas. Dibandingkan tahun 2008, volume penyaluran distribusi dan transmisi gas PGN pada tahun 2013 meningkat masing-masing sebesar 42 persen dan 12,64 persen. Selama kurun 2008-2013, pertumbuhan rata-rata distribusi dan transmisi gas per tahun masing-masing mencapai 11,8 persen dan 2,5 persen.  Selain adanya peningkatan kontribusi penggunaan gas PGN di segmen pelanggan sektor industri.

        Kinerja yang bagus membuat Direktur Utama PGN menjadi sorotan pemburu berita. Selain kinerja yang bagus, kekayaan yang dimiliki Hendi Prio Santoso pun mendukung. Ia memiliki harta kekayaan sebesar Rp 26,14 miliar dan US$ 129.592. Harta itu terdiri dari harta tak bergerak yang mencapai Rp 15,75 miliar. Ia memiliki kendaraan seperti Toyota Vellfire dan Mercedez Benz senilai Rp 1,05 miliar. Selain itu ia juga juga giro dan setara kas sebesar Rp 9,00 miliar.

      Kinerja yang baik, dan harta yang mendukung tidak membuat laki-laki kelahiran Jakarta, 5 Februari 1967 ini berbangga diri. Terus membuat trobosan baru untuk mengenalkan gas di kalangan masyarakat umum dan memasarkannya. Kemudian, keberanian diri membuat jaringan pipa lebih besar dari permintaan konsumen patut diajungi jempol, dan dikenal oleh masyarakat umum.



Sumber:


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Yuk, Mengenal Lebih Dekat Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PGN

       Hendi Prio Santoso, resmi menjadi Direktur Utama PGN (Perusahaan Gas Negara) menggantikan Galaila Karen Agustiawan. Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso banyak masyarakat umum yang belum akrab mendengar namanya. Walau banyak masyarakat yang belum tahu Direktur Utama PGN saat ini, tapi sosok Hendi Prio Santoso dikenal sekali dikalangan pemerintahan. Prestasi yang bagus dibuktikan dengan keberhasilannya membawa PT. PGN membukukan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 5,93 Triliun, menjadikan namanya dikenal dikalangan pemerintahan.

Yuk, Mengenal Lebih Dekat Hendi Prio Santoso,

        Jakarta, 5 Februari 1967 Hendi Prio Santoso dilahirkan. Berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), ia menyelesaikan pendidikan di bidang keuangan dan ekonomi dari University of Texas Austin –USA. Mengawali karir di Bank Niaga (1990-1991) dan dilanjutkan di Citibank NA, Indonesia (1991-1996). Pada tahun 1996 ditunjuk menjadi Vice President PT Perdana Multi Finance, kemudian sebagai direktur pengembangan PT Perdana Inti Investama (1996-1998). Pada tahun 1998-2001 menjabat sebagai Associate Director di PT Bahana Securities, yang kemudian menjabat sebagai direktur PT Anugra Cipte Investama (2001-2004).

       Sebelum bergabung dengan Perseroan, Hendi Prio menjabat sebagai Direktur Investment Banking di PT JP Morgan Securities Indonesia 2004-2007. Pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 31 Mei 2007. Ia berencana untuk membangun infrastruktur ke seluruh wilayah dengan membuat seperti jalur atau jalan tol bagi gas dari ujung Sumatera sampai Bali lewat pipa. Ia juga bekerja sama dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, untuk menangani masalah Bahan Bakar Gas (BBG) bus TransJakarta.

     Hendi Prio Santoso Direktur Utama PGN menyatakan, bahwa perusahaan BUMN yang dipimpinnya tengah fokus membangun infrastruktur gas bagi sektor transportasi, industri maupun pembangkit listrik (independent power plant). Menurutnya untuk mewujudkan pembagunan infrastuktur gas, yang dibutuhkan adalah, pertama, butuh visi jangka panjang dan disiplin tinggi untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan sekarang untuk kepentingan pengembangan dalam jangka panjang. Pemanfaatan teknologi harus terus dikembangkan agar lebih efisien dan lebih murah. Kedua, perlu keberanian mengambil resiko karena tidak ada yang menjamin pasokan gas dari produsen sesuai dengan kontrak.


Sumber:

http://www.jakartasatu.com/2014/08/hendi-prio-santoso-dirut-pgn-dinilai-paling-bersih-cocok-jadi-dirut-pertamina/

http://bagaskaraputrawardana.blogspot.co.id/2015/05/kepemimpinan.html


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Senin, 07 Maret 2016

Gas Alam PGN di Papua, Para Mamah Masak Sesuka Hati

         Gas Alam PGN kini sudah ada di Papua, tepatnya di Sorong. Para Mamah di Papua, tidak perlu lagi menggunakan tungku untuk memasak. Tidak usah mengkahatirkan biaya pembelian gas, karena dengan harga Rp.40.000/bulan para mamah, sesuka hati memakai gas bumi untuk keperluan sehari-hari. Gas Alam PGN di Papua, Sorong bisa dipakai 24 jam oleh para mamah di Papua. Business Unit Head Gas Products PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), Wahyudi Anas mengatakan, "Alokasi gas bumi sebanyak 0,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dari sumur gas PT Petrogas (Basin) Ltd, dinilai sudah lebih dari cukup untuk memastikan gas bumi bisa dinikmati 24 jam oleh para mama di Papua", ujarnya.

       Gas alam di Papua dikembangkan oleh PGN (Perusahan Gas Negara) dibeberapa rumah warga dan kelurahan. Lima kelurahan tersebut tersebar di Kelurahan Malawili, Malawele, Mariat Pantai, Klabinain, dan Aimas. Wahyudi Anas menambahkan, "PGN menyalurkan gas bumi ke 3.898 rumah yang ada di 5 kelurahan di Sorong, Papua," katanya di acara Peresmian Penyaluaran Gas Bumi ke 3.898 rumah tangga, di Kantor Kelurahan Malawele, Sorong, Papua.

     Dalam penggunaan gas alam di Papua, tidak hanya masyarakatnya yang terbantu dalam kebutuhan sehari-hari akan tetapi Bupati di Papua, Sorong pun merasa terbantu di bidang perekonomian. Masyarakat Papua yang biasa memakai gas impor, dengan adanya gas alam Papua, dari PGN dapat menghemat biaya sehari-hari. Biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan gas alam lebih murah dibandingkan harus membeli gas elpiji yang semakin lama harganya semakin mahal. Tidak hanya di tanah Papua, Sorong saja PGN sudah mengoprasikan jaringan gas bumi di 11 kota/ kabupaten di luar wilayah Papua, Sorong. Mari kita dukung perkembangan penggunaan gas alam PGN.


Sumber:

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi 


Hebat, Gas Alam PGN Merambah ke Papua



       Gas alam memang ramah lingkungan dan tidak mencemari alam bebas. Kepedulian PGN (Perusahaan Gas Negara) terhadap gas alam sangat besar. Baru-baru ini pengenalan gas alam selain di Pasuruan kini merambah ke Papua, tepatnya di Sorong. Gas alam Papua kini sudah banyak digunakan, dan masyarakatnya mulai beralih menggunakan gas alam untuk keperluan sehari-hari. Selain ramah lingkungan penggunaan gas bumi merupakan energi yang bersih dan efisien serta dapat membantu perekonomian di Sorong, Papua.

       Sebanyak 3.898 rumah warga Sorong, Papua yang tersebar di lima kelurahan kini dapat memasak menggunakan gas bumi dari PGN. Kepedulian PGN terhadap lingkungan perlu diajungi jempol. Selain masyarakat Sorong yang senang, Bupati Sorong turut mengapresiasikan usaha PGN dalam mengembangkan gas alam ke warganya. Stepanus, Bupati Sorong mengungkapkan "Ia berharap, makin banyak lagi warga Sorong menggunakan gas bumi untuk memasak. Bahkan, ia meminta kepada PGN untuk terus mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk kebutuhan industri hingga pembangkit listrik di Sorong". Dengan dikembangakannya gas alam Papua, masyarakat tidak akan lagi khawatir panci, wajan menjadi gosong, dan makanan berbau minyak. Karena, api dari penggunaan gas alam berwarna biru dan ramah lingkungan.

       Selain, penggunaan gas alam ke rumah-rumah, PGN saat ini juga menyalurkan gas ke lebih dari 1.857 pelanggan komersil (rumah makan, mal, hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah seperti warteg, jamu, usaha genteng serta menyalurkan gas kepada 1.529 industri dan pembangkit listrik. Dengan pembiayaan sendiri tanpa mengandalkan uang negara PGN terus berusaha memperluas jaringan pipa gas di Wilayah Papua, Sorong. Business Unit Head Gas Products PGN, mengungkapkan "Saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 6.970 km. Jumlah ini mempresentasikan 76% dari total seluruh jaringan pipa gas hilir yang ada di Indonesia," ungkap Wahyudi Anas. Mari kita dukung PGN memperluas penggunaan gas alam yang ramah lingkungan.

Sumber:

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel  Si-Nergi 

Minggu, 06 Maret 2016

Ayo, Kita Dukung Rencana PGN Bangun 60 Unit SPBG Hingga 2019

      Bahan bakar gas kini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Mulai kendaraan umum, pribadi, dan usaha kecil menengah. Melihat hal itu, PGN (Perusahaan Gas Negara) berencana akan membangun 60 unit SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Gas) dibeberapa daerah, salah satunya di DKI Jakarta. Hendi Prio Santoso, mengatakan “Mulai 2016-2019, kami merencanakan membangun SPBG sebanyak 60 unit yang tersebar diberbagai tempat, antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Batam, Lampung, Riau, dan Sumatera Utara,” ujar Direktur Utama PGN. 

     Perencanaan pembagunan SPBG akan dimulai dari 2016-2019. Dalam rencana itu, PGN sudah mengoperasikan 5 unit SPBG yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.  Direktur PGN, mengungkapkan, "PGN saat ini telah mengoperasikan 5 unit SPBG dan menyalurkan gas bumi ke 14 SPBG mitra. Tak hanya itu, PGN juga menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi dengan menggunakan Mobile Refueling Unit (MRU) di beberapa lokasi seperti di IRTI Monas, Waduk Pluit, Grogol, dan Gresik". Pengoprasian SPBG dibeberapa daerah DKI Jakarta akan terus diperluas, memudahkan masyarakat yang membutuhkan bahan bakar gas.

        Usaha PGN untuk memperluas pengenalan gas bumi sudah dilakukan dikalangan masyarakat, seperti diungkapkan oleh Direktur Utama PGN, “Saat ini gas bumi PGN sudah memasok bahan bakar untuk bus, bajaj, taksi, hingga kendaraan pribadi,” ungkapnya. PGN telah memiliki dan mengelola pipa gas bumi sepanjang 6.971 kilometer (km). Jumlah ini setara 76% jaringan pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia. Dalam rangka mebangun 60 unit SPBG dibeberapa daerah, PGN membutuhkan dukungan alokasi dan pasokan gas bumi dari pemerintah, serta kemudahan dalam perizinan. Ayo dukung PGN bangun 60 unit SPBG agar pelaksanaan memperluas infrastuktur gas bumi dapat terwujud.


Sumber:  https://www.aktual.com/pgn-akan-bangun-60-unit-spbg-hingga-2019/


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Jumat, 04 Maret 2016

Target Bangun 60 Unit SPBG, PGN Uji Coba di Ancol

         Pembangunan  60 unit SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) oleh PGN (Perusahan Gas Negara) akan dilaksanakan 2016-2019.  Rencana pemerintah membangun 60 unit SPBG di beberapa daerah, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Batam, Lampung, Riau, dan Sumatera Utara. PGN menyalurkan gas bumi ke lebih dari 107.690 rumah tangga, 1.857 pelanggan komersial dan UKM dan 1.529 industri serta pembangkit listrik. 

Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PGN mengungkapkan  "Saat ini gas bumi PGN sudah memasok bahan bakar untuk bus, bajaj, taksi, hingga kendaraan pribadi," ungkapnya

       Sebelum membangun 60 unit SPBG di beberapa daerah. PGN melalui anak usahanya yaitu PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) bekerja sama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melaksanakan uji coba pengoperasian SPBG di kawasan Ancol, Jakarta Utara. SPBG ini nantinya akan memasok BBG ke 88 unit Bus TransJakarta koridor Ancol-Kampung Melayu.

        Setelah melaukan uji coba pengoprasian SPBG PGN di kawasan Ancol, Direktur Utama PGN Gagas, Danny Praditya mengatakan, "Pada tahun ini PGN menargetkan pembangunan SPBG sebanyak 12 unit yang tersebar di beberapa wilayah. "Pada kuartal I-2016 kita juga berencana untuk meresmikan sekaligus mengoperasikan beberapa SPBG lagi yang ada di Batam, Purwakarta, Sukabumi, Klender, dan Lampung," ujar Danny. Khusus untuk Jakpro, saat ini telah mengelola SPBG di Mampang, Kampung Rambutan, dan Hek Kramat Jati. Agar infrastuktur gas bumi terus berkembang mari kita dukung rencana 60 unit SPBG PGN dan mulailah gunakan Bahan Bakar Gas.


Sumber:
http://www.suara.com/bisnis/2016/02/10/144801/pgn-gagas-mulai-uji-coba-spbg-di-kawasan-ancol 


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Luar Biasa, Antusiasme Pemakaian Energi Alternatif di Pasuruan Sangat Besar

        Animo masyarakat Pasuruan sangat besar dalam hal penggunaan Energi alternatif. Salah satunya, penggunaan biogas sebagai energi terbarukan sangat membantu masyarakat Pasuruan dalam perekonomian. Biogas adalah suatu gas yang dihasilkan dari bahan bahan organik seperti kotoran manusia, kotoran hewan dan limbah rumah tangga. Bahan yang sangat dibutuhkan dalam membuat biogas yaitu metana dan karbon dioksida yang terkandung di dalam bahan organik.

       Biogas sebagai energi terbarukan yang memiliki banyak manfaat, salah satunya berupa lingkungan menjadi lebih bersih dan indah, hal ini terjadi karena memanfaatkan limbah dan kotoran untuk dijadikan bahan pembuat biogas. Masyarkat Pasuruan yang sudah memanfaatkan biogas sejak 2013 mendapat dukungan dari Humas Strategic Business Unit II PGN, Krisdyan Widagdo Adhi. Ia mengatakan, "Program ini sudah kami jalankan sejak November 2013 dan hingga kini kami telah merealisasikan pembangunan 20 unit instalasi biogas dengan total anggaran sekitar Rp170 juta," ungkapnya. Tidak hanya itu untuk mendukung merealisasikan biogas, Humas Strategic Business Unit II PGN memberikan satu instalasi biogas dengan ukuran 8-10 meter kubik memiliki kapasitas pengolahan 80-100 kilogram kotoran sapi setiap hari.
        Walaupun semangat masyarakat Pasuruan besar dalam penggunaan biogas sehari-hari, akan tetapi dana untuk membangun instalasi menjadi kendalanya. Kepala Pusat Pelayanan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (P4M) Universitas Brawijaya, Maftuh, mengatakan "Animo masyarakat untuk memanfaatkan biogas sebagai sumber energi sebenarnya cukup tinggi, tetapi mereka terkendala dana untuk pembangunan instalasinya" katanya.

        Pengurus Koperasi Peternakan Sapi Perah Setia Kawan Nongkojajar, Hariyanto, mengungkapkan "potensi pengembangan biogas di Kecamatan Tutur sangat besar, karena terdapat sekitar 1.820 ekor sapi milik anggota koperasi yang kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas" ungkapnya. Ayo, kita bantu serta dukung masyarakat Pasuruan dalam penggunaan biogas sebagai energi terbarukan dalam sehari-hari.


Sumber:
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/124769/pgn-bantu-pembangunan-instalasi-biogas-warga-pasuruan



Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Wow, Hebat! PGN akan Bangun 60 Unit SPBG Hingga 2019

      Rencana menabah infrastruktur gas bumi PT. Perusahan Gas Negara (PGN) membagun 60 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Karena untuk mempermudah masyarakat mendapatkan bahan bakar gas. Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan "Mulai 2016-2019, kami merencanakan pembangunan SPBG sebanyak 60 unit,".
     
        Pembangunan SPBG PGN rencananya tersebar dibeberapa daerah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Batam, Lampung, Riau, dan Sumatera Utara. Penggunaan bahan bakar gas sangat penting untuk beberapa usaha kecil menengah, industri, kelistrikan, dan kendaraan. Pada beberapa kendaraan, seperti busway, bajaj BBG, dan kendaraan pribadi sangat membutuhkan bahan bakar gas. Diadakannya rencana menabah infrastuktur SPBG, dan dukungan alokasi serta pasokan gas bumi dari pemerintah sangat membantu penyaluran gas bumi ke masyarakat.
      
         Pemenuhan pasokan gas bumi kepada masyarakat, PGN telah memiliki dan mengelola pipa gas bumi sepanjang 6.971 kilometer (km). Jumlah ini setara 76% jaringan pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia. Melalui anak usahanya yaitu PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) Perusahan Gas Negara bekerja sama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melaksanakan Uji Coba Pengoperasian SPBG di kawasan Ancol, Jakarta. Oleh karena itu PGN dengan mudah dapat merealisasikan 60 unit SPBG dari 2016- 2019 diberbagai daerah.


Sumber: http://www.gatra.com/ekonomi/makro/185946-pgn-akan-bangun-60-unit-spbg-hingga-2019

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel Si-Nergi

Kamis, 03 Maret 2016

Sekilas Mengenal Energi Thorium sebagai Energi Alternatif

        Energi Alternatif, energi yang dapat menggantikan bahan bakar konvensional tanpa adanya akibat, yang akan dijadikan energi alternatif di Indonesia salah satunya, Thorium. Thorium suatu logam bernomor atom 90 dengan massa atom 232,04g mol, dan memiliki massa jenis: 11,72 g.cm-3 pada 20°C. Thorium ditemukan oleh Jöns Jacob Berzelius, ahli kimia Swedia, pada tahun 1828. Ia ditemukan dalam sampel mineral yang diberikan Pendeta Memiliki Morten Thrane Esmark kepada ahli kimia Swedia, yang menduga bahwa itu berisi zat yang tidak diketahui. Nama unsur thorium diambil dari "Thor" nama Dewa Petir bangsa Viking atau Norseman.

          Thorium merupakan sumber energi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir meskipun tidak bersifat fisil. Dalam penggunaan thorium sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi pertimbangan diseluruh dunia, bahkan akan dijadikan energi alternatif di Indonesia. Penggunaannya sebagai bahan bakar nuklir lebih murah, lebih ramah lingkungan dan lebih aman. 

       Bahan bakar thorium lebih ramah lingkungan karena mengurangi emisi gas CO2 dari sektor energi listrik. Limbah yang dihasilkan Thorium 90% lebih sedikit dibanding uranium, dan hanya membutuhkan sekitar 200 tahun untuk menyimpan limbahnya, dibanding uranium yang membutuhkan waktu 10.000 tahun. Thorium memiliki neutron-yield yang tinggi per neutron yang diserap. Jika ada masalah, dapat dimatikan segera dan reaktor akan mendingin dengan sendirinya. Pelelehan dihindari dengan tidak melakukan apa-apa. Maka dari itu, thorium akan dipertimbangkan menjadi energi alternatif.





Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel  Si-Nergi

Dukung Energi Terbarukan Untuk Indonesia yang Lebih Baik

           Energi terbarukan kini menjadi persoalan yang istimewa dikalangan pemerintahan. Walaupun menjadi trending topik, akan tetapi banyak masyarakat yang kurang tau energi terbarukan. Sederhananya energi terbarukan sebuah energi alternatif yang dapat dipakai berulang kali, tidak akan habis jika digunakan dengan sebaik mungkin, dan tidak mencemari serta ramah lingkungan. Indonesia salah satu negera yang pontensi energi terbarukannya sangat banyak, karena sumber daya alamnya yang dapat dimanfaatkan. Ada beberapa daftar sumber daya alam Indonesia yang dapat dijadikan energi tebarukkan, yaitu: 1) Panas bumi. 2) Air. 3) Angin. 4) Pasang surut. 5) Biomasa

        Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia yang dijadikan energi terbarukan, seharusnya mendapaat dukungan dari pemerintah. Dukungan dan kebijakkan pemerintah dalam menyediakan energi terbarukan harus tegas. Hendri Subagyo sebagai Ketua Lembaga Penelitian Hukum Lingkungan Indonesia Center For Environtment Law (ICEL) berujar, "Sektor energi yang tidak ramah lingkungan telah menjadi salah satu penekan bagi persoalan lingkungan hidup selama ini". 

            Dalam mendukung agar terwujudnya pengembangan energi terbarukan dengan cara melestarikan alam dan lebih memperhatikan aspek pencemaran udara. Karena, energi terbarukan lebih memanfaatkan alam.

       Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (EMI) Persero, mencontohkan "Untuk pembangunan sumber energi terbarukan berbasiskan bioenergi misalnya, sangat dibutuhkan bahan baku energi primer yang berasal dari ketersediaan hutan dan kebun energi. Keberadaan hutan dan kebun energi ini membuat perusahaan yang mengusahakan energi biomassa harus menjaga kelestarian hutan dan faktor pendukungnya seperti keberadaan air, udara dan tanah". Uangkap Aris Yunanto. Jadikan masa depan Indonesia menjadi negara lebih baik dengan mendukung energi terbarukan.




Sumber:





Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi