Rabu, 05 Februari 2014

WACANA

Analisis UTS Wacanaku, 

Pengertian Wacana dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ; wa·ca·na n 1 komunikasi verbal; percakapan; 2 Ling keseluruhan tutur yg merupakan suatu kesatuan; 3 Ling satuan bahasa terlengkap yg direalisasikan dl bentuk karangan atau laporan utuh, spt novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah; 4 Ling kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; 5 pertukaran ide secara verbal;
1.    Menurut Schifrin et al wacana dibagi menjadi tiga sudut pandang dalam mendefinisikannya, yaitu  wacana sebagai unit linguistik apapun bentuknya yang lebih besar daripada kalimat, wacana sebagai praktik penggunaan bahasa, dan wacana sebagai praktik sosial yang meliputi unsur linguistik dan nonlinguistik. Contoh kalimat;
a.       Parkir Pembantu Dekan I
b.      No Smoking (di sebuah ruang ber-AC)
c.       Dilarang Berjualan Di Sepanjang Jalan Ini
Contoh kalimat 1(a) termasuk praktik penggunaan bahasa dan sebagai praktik sosial yang meliputi unsur linguistik dan nonlinguistik , kalimat tersebut merupakan sebuah wacana yang sering dilihat dalam suasana tempat parkir di kampus-kampus yang memiliki arti dan informasi bahwa tempat parkir yang diperuntukkan khusus hanya untuk Pembantu Dekan I saja, sedangkan yang lain tidak boleh parkir di tempat itu dan wacana tersebut sering digunakan dalam keseharian, bahwa setiap orang yang memiliki jabatan yang tinggi mendapat tempat parkir kendaraan yang khusus dan orang umum tidak boleh parkir ditempat itu. Wacana yang sering dituliskan itu, menyampaikan informasi, bahwa tempat parkir itu dikhususkan untuk Pembantu Dekan I.
Kalimat 1(b) termasuk sebagai praktik sosial yang meliputi unsur linguistik dan nonlinguistik, wacana No Smoking di sebuah ruangan ber-AC memiliki informasi larangan bahwa di ruang ber-AC tidak boleh merokok, kemungkinan jika seseorang merokok di ruangan ber-AC udara di dalam ruangan itu akan tercemar oleh asap rokok dan mengganggu orang-orang di dalam ruangan. Struktur kalimat No Smoking termasuk pada unsur linguistik dan kalimat 1(b) sering ditemukan di ruang ber-AC dalam bentuk tulisan maupun tanda berupa gambar. Bentuk yang berupa gambar termasuk dalam nonlinguistik, gambar yang sudah dimengerti oleh orang yang melihat tanda tersebut tanpa diberikan penjelasan, orang yang melihat gambar itu akan tahu bahwa tanda itu dilarang untuk merokok, karena sebelumnya orang tersebut telah memiliki konsep dalam pikirannya dan mengerti maksud gambar tersebut walau tidak dicantumkan kalimat dilarang merokok.
Contoh kalimat 1(c) termasuk wacana sebagai unit linguistik apapun bentuknya yang lebih besar daripada kalimat, walau tidak berbentuk paragraf atau tidak lebih daripada kalimat, akan tetapi wacana tersebut memiliki kalimat yang agak panjang. Wacana 1(c) memiliki kesamaan dengan 1(b) yang termasuk praktik sosial bahwa, wacana 1(c) adanya peringatan atau larangan kepada pedagang agar tidak bejualan di sepanjang jalan, karena kemungkinan jika para pedangang berjualan disepanjang jalan membuat kemacetan, atau mungkin jalanan itu akan kotor. Wacana 1(c) dapat pula sebagai praktik penggunaan bahasa yang membuat para pedangang tidak akan berjualan disembarang tempat dan para pedagang menjadi tertib dalam berjualan, karena sudah memiliki konsep dalam pikirannya bahwa ada larangan berjualan di sepanjang jalan.
 
2.    Teks: Pada tahun 1917, Presiden Sarekat Islam yang lama, Moehammad Joesoef, menyerahkan kedudukannya kepada Presiden yang baru, Semaoen, yang pada waktu itu baru berumur sembilan belas tahun.
a.       Topik adalah hal yang dibicarakan dalam wacana, sedangkan komen pernyataan tentang topik tersebut. Teks diatas memiliki dua topik dan dua komen, topik pertama Presiden Sarekat Islam yang lama, Moehammad Joesoef, dengan komen menyerahkan kedudukannya kepada Presiden yang baru. Topik kedua dalam teks di atas Semaoen, dengan komen yang pada waktu itu baru berumur sembilan belas tahun.
b.      Tiga macam macrorule yang dapat digunakan untuk menemukan macrostructure dari sebuah teks, seperti: deletion rule yaitu mengeliminasi proposisi yang tidak relevan dalam interpretasi proposisi lainnya dalam wacana. Deletion rule ada dua macam, strong deletion rule dan weak deletion rule. Generalization rule yaitu sejumlah proposisi spesifik diubah menjadi sebuah proposisi yang bersifat umum.  Construction  rule yaitu sebuah proposisi dapat merupakan hasil dari konstruksi beberapa proposisi lain. Macrorule yang paling sesuai untuk mengkaji teks tersebut adalah weak deletion rule karena dalam wacana di atas dapat dihilangkan kalimat yang tidak penting, sehingga dapat dijadikan kalimat efektif. Menjadi; Pada tahun 1917, Moehammad Joesoef, menyerahkan kedudukannya kepada Presiden yang baru, Semaoen.  Kalimat yang sudah disusun menjadi kalimat efektif agar memudahkan pembaca memahami maksud atau tujuan yang ingin disampaikan.
 
3.    Teks: Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga cukup menjadi perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory sehingga mirip film dokumenter. Mereka mengangkat tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial tertentu. Sejak terbentuk tahun 2000, sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi UGM ini sudah memproduksi 22 film pendek.
Uraian kohesi pada teks di atas, menurut Alwi et al hubungan perkaitan antar proposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Sedangkan Halliday dan Hasan mengklasifikasi kohesi secara garis besar berdasarkan dua hal. Pertama, berdasarkan pilihan bentuk yang digunakannya, kohesi dapat diklasifikasi ke dalam dua bagian; kohesi gramatikal, yaitu hubungan kohesif yang dicapai dengan penggunaan elemen dan aturan gramatikal, meliputi referensi, substitusi, dan elipsis; dan kohesi leksikal, yaitu efek kohesif yang dicapai melalui pemilihan kosakata. Kedua, berdasarkan asal (nature) hubungannya, kohesi diklasifikasi lebih jauh berdasarkan tiga hal, yaitu; keterkaitan bentuk (relatedness of form) yang meliputi substitusi, elipsis, dan kolokasi leksikal, keterkaitan referensi (relatedness of reference) yang meliputi referensi dan reiterasi leksikal, dan hubungan semantik (semantic connection) yang diperantarai oleh konjungsi.
Analisis teks pada kalimat pertama dan kedua “Di Yogyakarta, [Komunitas Etnoreflika] juga cukup menjadi perbincangan. Komunitas Etnoreflika merupakan acuan untuk kalimat sesudahnya, yaitu “Garapan film[nya] agak lain”. Pronomina -nya mengacu ke kata sebelumnya yaitu Komunitas Etnoreflika. Kata ganti kepemilikan dalam kalimat pertama dan kedua mengacu pada hubungan anafora. Hubungan anafora ( jika terdapat sebuah bentuk yang mengacu ke bentuk lain yang terdapat sebelumnya).
Pada kalimat kedua, “Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory [Sehingga] mirip film dokumenter.” Dalam konjungsi sehingga mengacu kepada pengakibatan, dengan kemiripan film dokumenter terhadap video partisipatory.
Kalimat ketiga, “Mereka mengangkat tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial tertentu”. Pada kata mereka merupakan refresensi personal yang berdasarkan kategori persona. Kata mereka mengacu  kepada anak-anak jalanan atau kelompok sosial.  Kalimat keempat,  Sejak terbentuk tahun 2000, [Sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi UGM] ini sudah memproduksi 22 film pendek”.  Kalimat tersebut merupakan penggunaan bentuk leksikal lain yang maknanya berbeda dengan makna kata yang diacunya tetapi memiliki acuan yang sama, mengacu kepada mahasiswa Jurusan Antropologi UGM walaupun makna leksikalnya berbeda, tetapi acuannya sama.

        



                        









Nb: jika ingin menggunakan data ini, harap tuliskan sumber. Allah Maha Melihat loh!! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar