Analisis UTS Wacanaku,
Pengertian Wacana dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ; wa·ca·na n 1 komunikasi verbal; percakapan; 2 Ling keseluruhan tutur yg merupakan suatu kesatuan; 3 Ling satuan bahasa terlengkap yg direalisasikan dl bentuk karangan atau laporan utuh, spt novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah; 4 Ling kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; 5 pertukaran ide secara verbal;
1.
Menurut Schifrin et al wacana dibagi menjadi tiga sudut pandang dalam mendefinisikannya, yaitu wacana sebagai unit linguistik apapun bentuknya
yang lebih besar daripada kalimat,
wacana sebagai praktik penggunaan bahasa, dan wacana sebagai praktik sosial yang meliputi unsur
linguistik dan nonlinguistik. Contoh kalimat;
a. Parkir Pembantu Dekan I
b. No
Smoking (di sebuah ruang ber-AC)
c. Dilarang
Berjualan Di Sepanjang Jalan Ini
Contoh
kalimat 1(a) termasuk praktik penggunaan bahasa dan sebagai praktik sosial yang
meliputi unsur linguistik dan nonlinguistik , kalimat tersebut merupakan sebuah
wacana yang sering dilihat dalam suasana tempat parkir di kampus-kampus yang
memiliki arti dan informasi bahwa tempat parkir yang diperuntukkan khusus hanya
untuk Pembantu Dekan I saja, sedangkan yang lain tidak boleh parkir di tempat
itu dan wacana tersebut sering digunakan dalam keseharian, bahwa setiap orang
yang memiliki jabatan yang tinggi mendapat tempat parkir kendaraan yang khusus
dan orang umum tidak boleh parkir ditempat itu. Wacana yang sering dituliskan
itu, menyampaikan informasi, bahwa tempat parkir itu dikhususkan untuk Pembantu
Dekan I.
Kalimat
1(b) termasuk sebagai praktik
sosial yang meliputi unsur linguistik dan nonlinguistik,
wacana No Smoking di sebuah ruangan
ber-AC memiliki informasi larangan bahwa di ruang ber-AC tidak boleh merokok,
kemungkinan jika seseorang merokok di ruangan ber-AC udara di dalam ruangan itu
akan tercemar oleh asap rokok dan mengganggu orang-orang di dalam ruangan. Struktur
kalimat No Smoking termasuk pada
unsur linguistik dan
kalimat
1(b) sering ditemukan di ruang ber-AC dalam bentuk tulisan maupun tanda berupa
gambar. Bentuk yang berupa gambar termasuk dalam nonlinguistik, gambar yang sudah
dimengerti oleh orang yang melihat tanda tersebut tanpa diberikan penjelasan,
orang yang melihat gambar itu akan tahu bahwa tanda itu dilarang untuk merokok,
karena sebelumnya orang tersebut telah memiliki konsep dalam pikirannya dan
mengerti maksud gambar tersebut walau tidak dicantumkan kalimat dilarang
merokok.
Contoh
kalimat 1(c) termasuk wacana
sebagai unit linguistik apapun bentuknya yang lebih besar daripada kalimat,
walau tidak berbentuk paragraf atau tidak lebih daripada kalimat, akan tetapi
wacana tersebut memiliki kalimat yang agak panjang. Wacana 1(c) memiliki kesamaan
dengan 1(b) yang termasuk praktik sosial bahwa, wacana 1(c) adanya peringatan
atau larangan kepada pedagang agar tidak bejualan di sepanjang jalan, karena
kemungkinan jika para pedangang berjualan disepanjang jalan membuat kemacetan,
atau mungkin jalanan itu akan kotor. Wacana 1(c) dapat pula sebagai praktik
penggunaan bahasa yang membuat para pedangang tidak akan berjualan disembarang
tempat dan para pedagang menjadi tertib dalam berjualan, karena sudah memiliki
konsep dalam pikirannya bahwa ada larangan berjualan di sepanjang jalan.
2. Teks:
Pada tahun 1917, Presiden Sarekat Islam yang lama,
Moehammad Joesoef, menyerahkan kedudukannya kepada Presiden yang baru, Semaoen,
yang pada waktu itu baru berumur sembilan belas tahun.
a.
Topik adalah hal yang dibicarakan dalam
wacana, sedangkan komen pernyataan tentang topik tersebut. Teks diatas memiliki
dua topik dan dua komen, topik pertama Presiden Sarekat Islam yang lama, Moehammad Joesoef,
dengan komen menyerahkan
kedudukannya kepada Presiden yang baru. Topik kedua dalam
teks di atas Semaoen,
dengan komen yang pada waktu itu
baru berumur sembilan belas tahun.
b.
Tiga macam macrorule
yang dapat digunakan untuk menemukan macrostructure dari sebuah teks,
seperti: deletion rule yaitu mengeliminasi proposisi
yang tidak relevan dalam interpretasi proposisi lainnya dalam wacana. Deletion rule ada dua macam, strong
deletion rule dan weak
deletion rule. Generalization
rule yaitu sejumlah proposisi spesifik diubah menjadi
sebuah proposisi yang bersifat umum. Construction rule yaitu sebuah proposisi dapat merupakan hasil dari konstruksi beberapa
proposisi lain. Macrorule
yang paling sesuai untuk mengkaji teks tersebut adalah weak deletion rule karena dalam wacana di atas dapat dihilangkan
kalimat yang tidak penting, sehingga dapat dijadikan kalimat efektif. Menjadi; Pada tahun 1917, Moehammad Joesoef, menyerahkan kedudukannya kepada
Presiden yang baru, Semaoen.
Kalimat yang sudah disusun menjadi kalimat efektif agar memudahkan
pembaca memahami maksud atau tujuan yang ingin disampaikan.
3.
Teks: Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga
cukup menjadi perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video
partisipatory sehingga mirip film dokumenter. Mereka mengangkat tema
semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial tertentu. Sejak terbentuk
tahun 2000, sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi UGM ini sudah memproduksi
22 film pendek.
Uraian
kohesi pada teks di atas, menurut Alwi et
al hubungan perkaitan antar proposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh
unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk
wacana. Sedangkan Halliday dan Hasan mengklasifikasi kohesi secara garis besar
berdasarkan dua hal. Pertama, berdasarkan pilihan bentuk
yang digunakannya, kohesi dapat diklasifikasi ke dalam dua bagian; kohesi gramatikal, yaitu hubungan
kohesif yang dicapai dengan penggunaan elemen dan aturan gramatikal, meliputi referensi, substitusi, dan elipsis;
dan kohesi leksikal, yaitu efek
kohesif yang dicapai melalui pemilihan
kosakata. Kedua, berdasarkan asal (nature)
hubungannya, kohesi diklasifikasi lebih jauh berdasarkan tiga hal, yaitu; keterkaitan bentuk (relatedness of
form) yang meliputi substitusi,
elipsis, dan kolokasi leksikal, keterkaitan
referensi (relatedness of reference) yang meliputi referensi dan reiterasi leksikal,
dan hubungan semantik (semantic
connection) yang diperantarai oleh konjungsi.
Analisis
teks pada kalimat pertama dan kedua “Di Yogyakarta, [Komunitas Etnoreflika] juga cukup menjadi perbincangan. Komunitas
Etnoreflika merupakan acuan untuk kalimat sesudahnya, yaitu “Garapan film[nya] agak lain”. Pronomina -nya mengacu ke kata sebelumnya yaitu Komunitas Etnoreflika. Kata ganti
kepemilikan dalam kalimat pertama dan kedua mengacu pada hubungan anafora.
Hubungan anafora ( jika terdapat sebuah bentuk yang mengacu ke bentuk lain yang
terdapat sebelumnya).
Pada
kalimat kedua, “Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory [Sehingga]
mirip film dokumenter.” Dalam konjungsi sehingga
mengacu kepada pengakibatan, dengan kemiripan film dokumenter terhadap video partisipatory.
Kalimat ketiga, “Mereka
mengangkat tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial
tertentu”. Pada kata mereka merupakan refresensi personal yang berdasarkan kategori
persona. Kata mereka mengacu kepada anak-anak jalanan atau kelompok
sosial. Kalimat keempat, “Sejak terbentuk tahun 2000, [Sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi
UGM] ini sudah memproduksi 22 film pendek”.
Kalimat tersebut merupakan penggunaan bentuk leksikal lain yang maknanya
berbeda dengan makna kata yang diacunya tetapi memiliki acuan yang sama,
mengacu kepada mahasiswa Jurusan Antropologi UGM walaupun makna leksikalnya
berbeda, tetapi acuannya sama.
Nb: jika ingin menggunakan data ini, harap tuliskan sumber. Allah Maha Melihat loh!! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar