Senin, 10 Februari 2014

Telaah Kurikulum

Analisis Prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


                                                                                             







Oleh :
Nurfitria Harnia          1110013000087
PBSI 6.C














PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013


Analisi Perbedaan Antara Prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

A.  Prinsip-prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UUD Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Stnadar Nasional Pendidikan. Isi dalam UUD Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 19, berisikan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[1]
Prinsip KTSP disusun dengan memerhatikan acuan operasional sebagai berikut: peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia, menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajarab dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetika peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan, daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karkteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus membuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan konstribusi bagi pengenmbangan daerah. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional, pengembangan kurikulum harus memerhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Tuntutan dunia kerja, kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.dinamika perkembangan global, kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secra global dan dapt hidup berdampingan dengan bangsa lain. Dan  karakteristik satuan pendidikan, kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.[2]

B.  Prinsip-prisip Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Finch dan Crunkilton mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhdap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencangkup tugas, keterampilan, sikap, dan apresisasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.[3]
Prinsip-prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) perlu memperhatikan dan mempertimbangkan: Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, yang dianut dan dijunjung tinggi masyarakat sangant berpengaruh terhadap sikap dan arti kehidupan. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Penguatan intgritas nasional, pengembangan KBK harus memeperhatikan penguatan integritas nasional melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang multikultur dan multibahasa. Keseimbangan etika, logika, dan kinestetika, pengembangan KBK perlu memperhatikan keseimbangan pengalaman belajar peserta didik antara etika, logika, estetika, dan kinestetika. Kesamaan memperoleh kesempatan, pengembangan KBK harus menyediakan tempat yang memperdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap perlu diutamakan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan keterampilan untuk hidup, pengembangan KBK perlu memasukkan unsur keterampilan untuk hidup agar peserta didik memiliki keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, koorperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Dan berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperhensif, pengembangan KBK harus berupaya memenadirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan penilaian didri sendiri agar mampu membangun pemahamandan pengetahuan.[4]


DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Muslich, Asnur, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) DasarPemahaman, Dan Pengembangan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.


[1] Asnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) DasarPemahaman, Dan Pengembangan, 
   (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 1.
[2] Ibid. h. 11-12.
[3] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Konsep Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),  h. 37.
[4] Ibid. h. 70-72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar